Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar di sebuah hotel, saya melihat suatu kejadian yang menarik, bagaimana seseorang menghadapi orang yang penuh emosi.
Saat itu pukul 17.00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu yang baru datang. Orang yang persis di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah..
Pegawai tersebut berkata, “Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar ’single’ untuk Anda.”
“Single?!” bentak orang itu. “Saya memesan double!”
Pegawai tersebut berkata dengan sopan, “Coba saya periksa sebentar.”
Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, “Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada, tetapi semua kamar double sudah penuh.”
Tamu yang berang itu berkata, “Saya tidak perduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double.”
Kemudian ia mulai bersikap ‘Anda-tahu-siapa- saya’ lalu berkata, “Saya akan usahakan agar Anda di pecat. Anda lihat nanti.. Saya akan buat Anda di pecat.”